SISTEM KOORDINAT
Proyeksi peta adalah teknik-teknik
yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga
dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi
dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang
memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.
Proyeksi diartikan sebagai metoda/cara dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan
dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik.
Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai ellips
3 dimensi atau ellipsoid.
Istilah ini sinonim dengan istilah spheroid yang
digunakan untuk menyatakan bentuk bumi. Karena bumi tidak uniform, maka
digunakan istilah geoid untuk
menyatakan bentuk bumi yang menyerupai ellipsoid tetapi dengan bentuk muka yang
sangat tidak beraturan.
Oleh karena permukaan bumi ini tidak rata alias
melengkung-lengkung tidak beraturan, akan tetapi peta membutuhkan suatu
gambaran dalam bidang datar, maka diperlukan pengkonversian dari bidang
lengkung bumi sebenarnya ke bidang datar agar tidak terjadi distorsi permukaan
bumi.
Radius equatornya lebih panjang dari
pada radius kutub. Sistem UTM (Universal Transvers Mercator ) dengan system
koordinat WGS 84 sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan
silinder yang membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak
lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung
ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada
ellipsoid. Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi
(x,y) menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong
bumi pada dua meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian
yang disebut dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6°
dan memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180°
BB hingga 174° BB, zone 2 di mulai dari 174° BB hingga 168° BB, terus kearah
timur hingga zone 60 yang dimulai dari 174° BT sampai 180° BT. Batas lintang
dalam system koordinat ini adalah 80° LS hingga 84° LU. Setiap bagian derajat
memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80° LS kearah utara. Bagian
derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X (huruf I dan
O tidak digunakan). Jadi bagian derajat 80° LS hingga 72° LS diberi notasi C,
72° LS hingga 64° LS diberi notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan
seterusnya.
Peta UTM Dunia
Penggunaan Koordinat UTM pada Peta RBI
Penggunaan koordinat grid pada peta cetakan RBI
Bakosurtanal harus membuat sendiri garis-garis grid vertikal dan horizontal
pada isi muka peta karena garis-garis grid tersebut tidak tersedia.
Jika menggunakan koordinat grid pada peta cetakan RBI Bakosurtanal maka pada muka peta akan terdapat dua jenis garis-garis grid peta, yang pertama adalah garis-garis grid koordinat geografis asli cetakan Bakosurtanal berwarna biru dan yang kedua garis-garis grid koordinat grid/UTM hasil buatan sendiri.
Pembuatan garis-garis grid peta dapat dilakukan dengan memanfaatkan garis bantu (ticks) yang terdapat pada keempat sisi muka peta (sisi atas, bawah, kiri dan kanan). Umumnya penggambaran garis bantu grid pada pada RBI Bakosurtanal berupa garis panjang yang diberi garis ticks berwarna hitam pada sisi bawah dan sisi kanan muka peta dengan mencantumkan angka nilai grid setiap kelipatan lima angka. Pada sisi atas dan sisi kiri muka peta hanya mencantumkan tanda ticks warna hitam saja tanpa garis panjang dan angka nilai grid. (lihat dan perhatikan peta RBI)
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik koordinat dinyatakan dalam ukuran jarak dari titik acuan pada tiap zona proyeksi UTM. Garis vertikal diberi nomor urut dari barat ke timur (dari arah kiri ke arah kanan), sedangkan garis horizontal dari selatan ke utara (dari arah bawah ke arah atas).
Pada koordinat grid sistem urutan penomoran ini sangat penting untuk dipahami karena merupakan prinsip dasar dari sistem penomoran urutan garis-garis grid. Untuk mempermudah dalam mengingatnya disingkat menjadi KIKA BATAS, yaitu urutan penomoran dari KIri ke KAnan dan dari BAwah ke aTAS.
KIKA adalah urutan penomoran dari garis-garis grid vertikal (easting coordinat) dan BATAS merupakan urutan penomoran dari garis-garis grid horizontal (northing coordinat).
Luas tiap karvak adalah 4 cm x 4 cm untuk skala peta 1:25.000 atau sama dengan luas 1 km x 1 km di lapangan, dan 2 cm x 2 cm untuk skala peta 1:50.000 atau sama dengan luas 1 km x 1 km di lapangan.
Jika menggunakan koordinat grid pada peta cetakan RBI Bakosurtanal maka pada muka peta akan terdapat dua jenis garis-garis grid peta, yang pertama adalah garis-garis grid koordinat geografis asli cetakan Bakosurtanal berwarna biru dan yang kedua garis-garis grid koordinat grid/UTM hasil buatan sendiri.
Pembuatan garis-garis grid peta dapat dilakukan dengan memanfaatkan garis bantu (ticks) yang terdapat pada keempat sisi muka peta (sisi atas, bawah, kiri dan kanan). Umumnya penggambaran garis bantu grid pada pada RBI Bakosurtanal berupa garis panjang yang diberi garis ticks berwarna hitam pada sisi bawah dan sisi kanan muka peta dengan mencantumkan angka nilai grid setiap kelipatan lima angka. Pada sisi atas dan sisi kiri muka peta hanya mencantumkan tanda ticks warna hitam saja tanpa garis panjang dan angka nilai grid. (lihat dan perhatikan peta RBI)
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik koordinat dinyatakan dalam ukuran jarak dari titik acuan pada tiap zona proyeksi UTM. Garis vertikal diberi nomor urut dari barat ke timur (dari arah kiri ke arah kanan), sedangkan garis horizontal dari selatan ke utara (dari arah bawah ke arah atas).
Pada koordinat grid sistem urutan penomoran ini sangat penting untuk dipahami karena merupakan prinsip dasar dari sistem penomoran urutan garis-garis grid. Untuk mempermudah dalam mengingatnya disingkat menjadi KIKA BATAS, yaitu urutan penomoran dari KIri ke KAnan dan dari BAwah ke aTAS.
KIKA adalah urutan penomoran dari garis-garis grid vertikal (easting coordinat) dan BATAS merupakan urutan penomoran dari garis-garis grid horizontal (northing coordinat).
Luas tiap karvak adalah 4 cm x 4 cm untuk skala peta 1:25.000 atau sama dengan luas 1 km x 1 km di lapangan, dan 2 cm x 2 cm untuk skala peta 1:50.000 atau sama dengan luas 1 km x 1 km di lapangan.
Ada beberapa cara dalam penyebutan atau penulisan koordianat UTM yang bisa
digunakan dengan tingkat keakuratan yang berbeda-beda. Pemilihan sistem
koordinat berkenaan dengan cakupan luas daerah yang diinginka dari penunjukan
lokasinya di lapangan.
Setiap digit dari angka-angka sistem koordinat grid merupakan penunjukan ukuran panjang suatu daerah pada permukaan bumi dengan satuan meter. Perhatikan gambar di bawah ini yang menyatakan penunjukan jarak di permukaan bumi yang diwakili oleh tiap digit dari koordinat UTM.
Gambar di atas menggunakan koordinat lengkap empat belas angka, tujuh angka untuk nilai urutan KIKA (easting coordinate) dan tujuh angka untuk nilai urutan BATAS (northing coordinate). Empat belas angka tersebut merupakan penunjukan koordinat UTM secara lengkap dan juga yang ditunjukkan pada GPS untuk setting koordinat UTM/UPS.
Setiap digit dari angka-angka sistem koordinat grid merupakan penunjukan ukuran panjang suatu daerah pada permukaan bumi dengan satuan meter. Perhatikan gambar di bawah ini yang menyatakan penunjukan jarak di permukaan bumi yang diwakili oleh tiap digit dari koordinat UTM.
Gambar di atas menggunakan koordinat lengkap empat belas angka, tujuh angka untuk nilai urutan KIKA (easting coordinate) dan tujuh angka untuk nilai urutan BATAS (northing coordinate). Empat belas angka tersebut merupakan penunjukan koordinat UTM secara lengkap dan juga yang ditunjukkan pada GPS untuk setting koordinat UTM/UPS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar